TUGAS : MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
DALAM KEPERAWATAN
DOSEN : KADAR RAMADHAN, SKM
KEPEMIMPINAN
DALAM KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. Novita Sari
2. Fuji Istia Muslaeni
3. Siti Zuhra
4. Deby Kezia
5. Moh. Ishak Ladjadji
6. Muh. Aksya
KEMENTRIAN KESEHATAN R.I.
POLITEKNIK KESEHATAN PALU
PRODI KEPERAWATAN POSO
T.A 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat dan rahmatnyalah sehingga kami dari kelompok IV dapat
menyelesaikan tugas makalah Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan yang berjudul
“KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN”.
Namun
kami manusia yang penuh dengan kekurangan menyadari akan ketidaksempurnaan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
saran dan kritik dari teman-teman dan dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
demi kesempurnaan makalah kami.
Lebih dan kurangnya kami mengucapkan terima kasih.
POSO,
29 SEPTEMBER 2012
PENYUSUN
KELOMPOK
IV
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul....................................................................................................................... ..... i
Kata
Pengantar...................................................................................................................... .... ii
Daftar
Isi................................................................................................................................ ... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.................................................................................................... .... 1
B.Tujuan................................................................................................................. .... 2
C.Masalah............................................................................................................... .... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Definisi Keperawatan......................................................................................... .... 3
B.Teori Keperawatan.............................................................................................. .... 4
C.Gaya Keperawatan.............................................................................................. .... 5
D.Kriteria Pemimpin dalam
Keperawatan yang Efektif......................................... .. 10
E.Tugas Kepemimpinan dalam
Keperawatan......................................................... .. 11
F.Penerapan Kepemimpinan dalam
Keperawatan.................................................. .. 12
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan......................................................................................................... .. 15
B.Saran................................................................................................................... .. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... .. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan
pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan mendasar baik sebagai sebuah
profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dimana tuntutan
masyarakat pada keperawatan agar berkontribusi secara berkualitas semakin
tinggi.
Sebagai sebuah profesi, keperawatan dihadapkan pada
situasi dimana karakteristik profesi harus dimiliki dan dijalankan sesuai
kaidahnya. Sebaliknya, sebagai pemberi pelayanan, keperawatan juga dituntut
untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan kepada masyarakat yang
semakin terdidik, dan mengalami masalah kesehatan yang bervariasi serta respon
terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi pula.
Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan
kepemimpinan yang mampu mengarahkan profesi keperawatan dalam menyesuaikan
dirinya ditengah-tengah perubahan dan pembaharuan sistem pelayanan kesehatan.
Kepemimpinan ini sekiranya yang fleksible, accessible, dan dirasakan
kehadirannya, serta bersifat kontemporer.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap
manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan
interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut
merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain
mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan
berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila
dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Untuk
dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami
tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk
motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
B. Tujuan
- Sebagai salah satu acuan dalam
memenuhi penilaian penguasaan,khususnya pada mata kuliah Manajemen &
Kepemimpinan Dalam Keperawatan
C. Masalah
- Bagaimana definisi kepemimpinan ?
- Bagaimana teori kepemimpinan ?
- Bagaimana gaya kepemimpinan ?
- Bagaimana kriteria pemimpin dalam
keperawatan yang efektif ?
- Bagaimana tugas kemepimpinan dalam
keperawatan ?
- Bagaimana penerapan kepemimpinan
dalam keperawatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut Stogdill yaitu
kepemimpinan sebagai suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi
dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Definisi kepemimpinan dari Strogdill
dapat diterapkan dalam keperawatan.
Gardner mendefinisikan
kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu
(atau pemimpin kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai
dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Merton menguraikan kepemimpinan
sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seorang anggota mempengaruhi yang
lainnya.
Menurut McGregor, akhirnya ada
empat variabel besar yang diketahui sekarang untuk memahami kepemimpinan: (1)
karakteristik pimpinan; (2) sikap; (3) kebutuhan, dan karakteristik lainnya
dari bawahan; dan (4) keadaan sosial, ekonomi, dan polotik lingkungan. McGregor
mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan yang sangat kompleks yang selalu
berubah dengan waktu seperti perubahan yang terjadi pada manajemen, serikat
kerja atau kekuatan dari luar.
Talbott mengatakan “kepemimpinan adalah bumbu yang
sangat vital yang mengubah sekelompok orang menjadi suatu organisai yang
berfungsi dan berguna. Kepemimpinan adalah suatu proses yang menopang suatu
kegiatan atas inisiatif seseorang. Bukan semata-mata hanya menunjukan arah dan
membuarkan sesuatu terjadi. Kepemimpinan adalah suatu konsep dari suatu tujuan
dan metode untuk mencapainya, suatu mobilisasi dari seluruh fasiltas yang
diperlukan untuk mencapai hasil, dari penyesuaian dan nilai-nilai terhadap
faktor lingkungan pada akhir dari tujuan yang dikehendaki nantinya.”
B. Teori
Kepemimpinan
Dalam mengembangkan model
kepemimpinan terdapat beberapa teori yang mendasari terbentuknya gaya
kepemimpinan. Menurut Whitaker (1996), ada empat macam pendekatan kepemimpinan
yaitu:
1)
Teori
Bakat
Teori bakat
terdiri dari bakat intelegensi dan kepribadian.
Kemampuan ini
merupakan bawaan sejak lahir yang mempunyai pengaruh besar dalam kepemimpinan.
Beberapa hal yang menonjol pada teori bakat adalah kepandaian berbicara,
kemampuan/keberanian dalam memutuskan sesuatu, penyesuaian diri, percaya diri,
kreatif, kemampuan interpersonal dan prestasi yang dapat menjadi bekal dalam
membentuk kepemimpinan sehingga seseorang pemimpin dapat mempengaruhi
bawahannya.
2)
Teori Perilaku
Teori perilaku
kepemimpinan memfokuskan pada perilaku yang dipunyai oleh pemimpin dan yang
membedakan dirinya dari non pemimpin. Menurut teori ini seorang pemimpin dapat
mempelajari perilaku pemimpin supaya dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Dengan demikian teori perilaku kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa
pemimpin dapat dipelajari, bukan bawaan sejak lahir.
3)
Teori Situasi (Contingency)
Teori situasi
mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik, tetapi
kepemimpinan tergantung pada situasi, bentuk organisasi, kekuasaan atau
otoriter dari pemimpin, pekerjaan yang kompleks dan tingkat kematangan bawahan.
4)
Teori Transformasi
Teori
transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu melakukan kepemimpinannya dalam
situasi yang sangat cepat berubah atau situasi yang penuh krisis. Menurut Bass
(Dikutip Gibson, 1997) seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang
dapat menampilkan kepemimpinan yang kharismatik, penuh inspirasi, stimulasi
intelektual dan perasaan bahwa setiap pengikut diperhitungkan.
C. Gaya Kepemimpinan
Menurut
para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu
organisasi antara lain:
a)
Gaya Kepemimpinan Menurut
Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Menurut
kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik
ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada
bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor
situasi. Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan
jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan
tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan
partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.
b)
Gaya Kepemimpinan Menurut
Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem
yaitu:
1) Sistem
Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter,
mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan
melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah
(top-down).
2) Sistem
Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai
tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak
selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan
dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih
melakukan pengawasan yang ketat.
3) Sistem
Konsultatif
Pemimpin
mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan
balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan
ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang
dibuat oleh bawahan.
4) Sistem
Partisipatif
Pemimpin
mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif
ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan
menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
c)
Gaya Kepemimpinan Menurut
Teori X dan Teori Y
Dikemukakan oleh
Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960), dia
menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan
dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan
bahwa bawahan itu tidak menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai
tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada
memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang bekerja,
bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu
berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi
empat macam yaitu:
1) Gaya
Kepemimpinan Diktator
Gaya
kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan
ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
2)
Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya kepemimpinan ini
hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang.
Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah
dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.
3)
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya sesuai
dengan Teori Y.
4) Gaya
Kepemimpinan Santai
Peranan
dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada
bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)
d)
Gaya Kepemimpinan Menurut
Robbet House
Berdasarkan Teori
Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002) mengemukakan empat
gaya kepemimpinan yaitu:
1) Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana
melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu
berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
2)
Suportif
Pemimpin
berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.
3) Parsitipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan
masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
4) Berorientasi
Tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan
bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak
dalam Nursalam, 1990)
e)
Gaya Kepemimpinan Menurut
Hersey dan Blanchard
Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997)
meliputi:
1) Instruksi
- Tinggi tugas dan rendah hubungan
- Komunikasi sejarah
- Pengambilan berada pada pemimpin dan
peran bawahan sangat minimal
- Pemimpin banyak memberikan
pengarahan atau instruksi yang spesifikserta mengawasi dengan ketat
2) Konsultasi
- Tinggi tugas dan tinggi hubungan
- Komunikasi dua arah
- Peran pemimpin dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan cukup besar
3) Parsitipatif
- Tinggi hubungan rendah tugas
- Pemimpin dan bawahan bersama-sama
member gagasan dalam pengambilan keputusan
4) Delegasi
- Rendah hubungan dan rendah tugas
- Komunikasi dua arah, terjadi diskusi
antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi
delegasi untuk mengambil keputusan
f)
Gaya Kepemimpinan Menurut
Lippits dan K. White
Menurut Lippits
dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi, liberal
yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.
1) Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Wewenang mutlak berada pada pimpinan
- Keputusan selalu dibuat oleh
pimpinan
- Kebijaksanaan selalu dibuat oleh
pimpinan
- Komunikasi berlangsung satu arah
dari pimpinan kepada bawahan
- Pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
- Prakarsa harus selalu berasal dari
pimpinan
- Tidak ada kesempatan bagi bawahan
untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
- Tugas-tugas dari bawahan diberikan
secara instruktif
- Lebih banyak kritik daripada pujian
- Pimpinan menuntut prestasi sempurna
dari bawahan tanpa syarat
- Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa
syarat
- Cenderung adanya paksaan, ancaman
dan hukuman
- Kasar dalam bersikap
- Tanggung jawab dalam keberhasilan
organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
2) Demokratis
Kepemimpinan
gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Wewenang pimpinan tidak mutlak
- Pimpinan bersedia melimpahkan
sebagian wewenang kepada bawahan
- Keputusan dibuat bersama antara
pimpinan dan bawahan
- Komunikasi berlangsung timbal balik
- Pengawasan dilakukan secara wajar
- Prakarsa datang dari bawahan
- Banyak kesempatan dari bawahan untuk
menyampaikan saran dan pertimbangan
- Tugas-tugas dari bawahan diberikan
dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
- Pujian dan kritik seimbang
- Pimpinan mendorong prestasi sempurna
para bawahan dalam batas masing-masing
- Pimpinan kesetiaan bawahan secara
wajar
- Pimpinan memperhatikan perasaan
dalam bersikap dan bertindak
- Tercipta suasana saling percaya
saling hormat menghormati, dan saling menghargai
- Tanggung jawab keberhasilan
organisasi ditanggung secara bersama-sama
3) Liberal
atau Laissez Faire
Kepemimpinan
gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan
pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
Gaya
kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
- Pemimpin melimpahkan wewenang
sepenuhnya kepada bawahan
- Keputusan lebih banyak dibuat oleh
bawahan
- Kebijaksanaan lebih banyak dibuat
oleh bawahan
- Pimpinan hanya berkomunikasi apabila
diperlukan oleh bawahan
- Hampir tiada pengawasan terhadap
tingkah laku
- Prakarsa selalu berasal dari bawahan
- Hampir tiada pengarahan dari
pimpinan
- Peranan pimpinan sangat sedikit
dalam kegiatan kelompok
- Kepentingan pribadi lebih penting
dari kepentingan kelompok
- Tanggung jawab keberhasilan
organisasi dipikul oleh perseorangan
g)
Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
Menurut Gillies (1996), gaya
kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
1) Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas atau pekarjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan
keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi
dengan reward dan punishment.
2) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang
menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan
pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan
tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter
dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan
kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Staf dimintai saran dan
kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan
akhir ada pada kelompok.
4) Bebas
Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan
menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan
mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai
sumber informasi dan pengendalian secara minimal.
D. Kriteria
Pemimpin dalam Keperawatan yang Efektif
Kepemimpinan yang efektif di RS
akan terwujud apabila pemimpin menelaah dengan sistem yang efektif. Seorang
pemimpin yang efektif
adalah seorang pemimpin yang
dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang
memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan
yang efektif antara lain menurut :
a) Ruth M. Trapper (1989 ), membagi
menjadi 6 komponen :
1) Menentukan tujuan yang jelas, cocok,
dan bermakna bagi kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan
kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.
2) Memiliki kesadaran diri dan
menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain.
3) Berkomunikasi dengan jelas dan
efektif.
4) Mengerahkan energi yang cukup untuk
kegiatan kepemimpinan
5) Mengambil tindakan
b) Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya
melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama-sama mengidentifikasi tujuan dan
menentukan alternatif kegiatan.
c) Bennis ( Lancaster dan Lancaster,
1982 )
Mengidentifikasi empat kemampuan
penting bagi seorang pemimpin, yaitu :
1) Mempunyai pengetahuan yang luas dan
kompleks tentang sistem manusia ( hubungan antar manusia ).
2) Menerapkan pengetahuan tentang
pengembangan dan pembinaan bawahan.
3) Mempunyai kemampuan hubungan antar
manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain.
4) Mempunyai sekelompok nilai dan
kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal orang lain dengan baik.
d) Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )
Seorang pemimpin harus
mempertimbangkan :
1) Kewaspadaan diri ( self awarness )
Kewaspadaan
diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain.
Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya
justru telah menghambatnya.
2) Karakteristik kelompok
Seorang
pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai - nilai
kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.
3) Karakteristik individu
Pemahaman
tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik
dan masing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.
E. Tugas
Kepemimpinan dalan Keperawatan
Tugas
penting seorang pemimpin di ruang rawat adalah:
a. Selalu siap menghadapi setiap
perubahan. Setiap pemimpin di ruang rawat harus mampu bersikap proaktif dalam
setiap perubahan yang terjadi, berperan dalam setiap aspek kehidupan berorganisasi,
serta mengkaji setiap kemungkinan untuk mengembangkan sesuatu yang baru serta mampu
menanggapi setiap kesempatan sebagai suatu tantangan yang dapat menghasilkan.
b. Mengatasi konflik yang terjadi
sebagai dampak dari kegiatan, kebijakan, ataupun hubungan yang terkait dengan
atasan, bawahan atau pasien dan keluarganya.
c. Meningkatkan dinamika kelompok
diantara bawahan sebagai upaya pemimpin untuk memotivasi bawahan
d. Meningkatkan komunikasi dengan
atasan, bawahan, rekan sejawat dan konsumen lainnya. Keterbukaan dalam
berkomunikasi akan dapat memperlancar proses pelaksanaan kegiatan sehingga akan
mempermudah pencapaian tujuan.
e. Melatih kekuasaan dan kewenangan
yang dimiliki dengan menerapkan berbagai cara untuk membuktikan bahwa kekuasaan
dan kewenangan itu masih dapat dihargai oleh bawahan.
f. Menggunakan aspek politik untuk
mempengaruhi orang lain, dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan.
g. Menatalaksanakan waktu dengan baik.
Penatalaksanaan waktu yang baik mencerminkan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia
digunakan dengan baik pula sehingga produktivitas kerja menjadi meningkat.
F. Penerapan
Kepemimpinan dalam Keperawatan
Pemberian
pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan
melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan
berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron,
kegiatan tersebut meliputi :
1. Perencanaan
dan Pengorganisasian
Pekerjaan
dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan
sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar.
Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di
ruangan.
2. Membuat
Penugasan dan Memberi Penghargaan
Setelah
membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi
pengarahan, seorang pemimpin harus mampu membuat seseorang memahami apa yang
diarahkan dan juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan
tersebut dikerjakan dengan benar.
3. Pemberian
bimbingan
Bimbingan
merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan cara
menggunakan berbagai metode mengajar dan konseling. Bimbingan yang diberikan
meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu
bawahan dalam melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
perawat dan klien.
4. Medorong
Kerjasama dan Partisipasi
Kerjasama
diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan. Seorang
pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk
atau dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi
dimana setiap individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan
mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun. Bawahan perlu mengetahui
bahwa pemimpin mempercayai kemampuan mereka. Hubungan antar manusia yanng baik
dapat meningkatkan kerjasama. Disamping itu setiap individu dalam kelompok
diusahakan untuk berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa
dihargai termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif.
Partisipasi setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.
5. Kegiatan
Koordinasi
Pengkoordinasian
kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam kepemimpinan
keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat mengetahui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja
bawahan. Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan sumber-sumber
yang ada.
6. Evaluasi
Hasil Penampilan Kerja
Evaluasi
hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan pekerjaan
mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan
dan kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan
yang baik dan memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat
menganalisa perawat lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri
sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur.
Melalui
kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat melakukan
tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Dalam melaksanakan
pelayanan dan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang pemimpin
bertanggung jawab dalam :
a. Membantu
perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
b. Mengarahkan
kegiatan-kegiatan keperawatan
c. Tanggungjawab
atas tindakan keperawatan yang dilakukan
d. Pelaksanaan
keperawatan berdasarkan standar
e. Penyelesaian
pekerjaan dengan benar
f. Pencapaian
tujuan keperawatan
g. Kesejahteraan
bawahan
h. Memotivasi
bawahan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan
dipandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis yang mencakup tiga
dimensi; pimpinan, bawahan, dan situasi. Masing-masing dari dimensi tadi saling
mempengaruhi misalnya, pencapain tujuan tergantung bukan karena hanya sifat
pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari kebutuhan bawahan
dan bentuk dari suatu keadaan.
B. Saran
Kami menyarankan
kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan dipahami dengan baik,
sehingga kita dapat mengetahui tentang model-model kepemimpinan dalam
keperawatan. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Swansburg,
Russel C. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan; alih bahasa,
Suharyati Samba; editor, Monica Ester. Jakarta : EGC, 2000
7.
http://www.beri-beri.com/2010/02/kepemimpinan-dalam-keperawatan.html
9.
Nursalam.
2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan Profesional
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
10. Suarli S dan Bahtiar nYanyan.____. Manajemen
Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga
bagus untuk nambah wawasan
BalasHapus